Ketum IJTI: Disrupsi Mengguncang, Jurnalis Harus Tetap Tegak
Pontianak, 09 Agustus 2025 – Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Herik Kurniawan menyerukan agar jurnalis tetap berdiri tegak di tengah badai disrupsi emedia yang kian mengguncang industri pers nasional.
Pesan tersebut disampaikan Herik dalam puncak perayaan HUT ke-27 IJTI di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (9/8/2025). Ia menegaskan, meski ribuan pekerja media kehilangan pekerjaan, jurnalis sejati tak akan tumbang selama berpegang teguh pada kode etik dan mengedepankan jurnalisme positif.
“Nilai-nilai reformasi adalah fondasi IJTI untuk membangun bangsa dengan semangat keberagaman dan demokrasi berkeadilan,” ujar Herik, mengingatkan bahwa IJTI lahir pada 8 Agustus 1998 di era reformasi yang menjunjung demokrasi, kebebasan pers, dan hak publik atas informasi yang benar.
Herik memaparkan, hingga Mei 2025, lebih dari 3.500 pekerja media di Indonesia kehilangan pekerjaan akibat penurunan pendapatan iklan dan perubahan drastis perilaku konsumsi media. Ketergantungan pada platform digital global semakin tinggi, sementara media arus utama harus berkejaran dengan derasnya arus hoaks di media sosial. Kendati demikian, ia optimistis jurnalis dapat bertahan. Menurutnya, teknologi hanyalah alat, sehingga jurnalis harus adaptif, menguasai keterampilan multimedia, serta menjaga nilai transparansi, keberanian, dan objektivitas.
Herik juga menyinggung perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) yang mulai merambah dunia kreatif.
“AI tak bisa menggantikan peran jurnalis dalam memverifikasi fakta, menegakkan kode etik, dan memberi sentuhan humanis,” tegasnya.
Menutup pidatonya, Herik mengajak seluruh anggota IJTI untuk menjaga marwah profesi// Di ulang tahun ke-27 ini, mari kita tegakkan kode etik dan tetap bekerja untuk rakyat,” pungkasnya.

